Praps Bersua di Nglangeran :3

Yeeee, karena sekarang sudah selesai uan SMA, aku punya banyak waktu libur. Sayangnya tetep harus belajar karena untuk persiapan SBMPTN. Aku masih masuk sekolah lah, les lah, tapi sekali-kali bolos sih. Seperti kemarin hari senin tanggal 27 April 2014, aku dan teman-teman kelas sebelas pergi ke Gunung Nglangeran di Gunung Kidul. Kami ke sana naik bis wisata kecil, seukuran bis kota gitu.

Perjalanan dari Jogja ke Nglangeran sekitar 1,5 jam, karena nggak macet. Kami kesana pada hari kerja supaya nggak kena macet. Kami berangkat pukul 9.00-an. Sampai sana sekitar pukul setengah sebelas. Kami beruntung karena udara sedang tidak panas, namun langit agak mendung. Kami memutuskan untuk membawa mantel saja, untuk jaga-jaga.

Tiket masuknya 5.000 rupiah. Fasilitas di sekitar area wisata sudah lengkap. Ada kamar mandi, mushola (agak jauh sih), pendopo untuk tempat duduk-duduk dan istirahat, banyak warung-warung juga. Setibanya di Nglangeran dan membayar tiket masuk, kami langsung naik. Jalannya agak terjal, dan melewati banyak batu-batu besar sebesar rumah. Karena semalam hujan, jalannya jadi becek dan licin. Kami harus hati-hati supaya tidak terpeleset. Namun di sepanjang treknya banyak pohon-pohon rindang, sehingga tidak panas.

Jalur pendakian gunung Nglangeran terdapat beberapa pos istirahat. Bentuknya seperti gazebo kecil, lumayan bisa untuk duduk-duduk. Karena kami adalah anak-anak narsis, setiap berhenti pasti lama karena kebanyakan foto-foto. Salah satu yang membuat kami akrab adalah kenarsisan kami. Tiap ada kamera kami pasti bersatu berpose gaya. Karena itu tiap kami pergi siap-siap aja file di laptop bertambah banyak dengan ratusan foto kami.

Lamanya waktu kami istirahat juga dikarenakan ada salah satu dari kami yang tidak kuat naik. Bukan tidak kuat sih, dia hanya kurang enak badan karena ternyata dia belum makan. Dia mual sehingga tidak kuat untuk meneruskan perjalanan. Tapi kami kan nggak mau jika sampai di puncak ada yang kececer di jalan, semua harus sampai puncak. Jadilah kami menunggu dia supaya kuat lagi.  Sekali-kali kami bujuk temanku itu untuk makan. Dan sekali-kali kami men­jepret diri kami sendiri, hehe.

Di perjalanan sempat turun hujan. Kami kelayapan pakai mantel dan payung. Hujan berhenti ketika kami sudah sampai puncak. Yey! Di puncak, terdapat gazebo kecil untuk istirahat. tapi kami sudah membawa tikar, jadi kami gelaran saja di atas. Kami langsung berkubu-kubu untuk foto-foto sendiri. Ada yang di gazebo lah, main di pojok sendiri lah, gelimpangan di tikar lah, pokoknya sendiri-sendiri. Kan nggak kompak. Well, kami masih punya jurus lain untuk bersatu, TIME TO OPEN THE LOGISTIC BAG!

Langsung saja semua merubung. Semua makanan dijadikan satu, dan dibagi-bagi. Yah, karena semua lelah, apa saja dilahap habis. Setelah itu baru foto-foto. Foto sana, foto sini. Semua difoto, nggak ada yang nggak kefoto. Memang sih kami sudah tidak sekelas lagi (kami sekelas ketika kelas sebelas) tapi keakraban kami tidak hilang juga.

Sekitar pukul setengah dua, kami turun. Karena tadi hujan, jalannya menjadi lebih becek dari sebelumnya. Alhasil satu-persatu dari kami berjatuhan. Banyak yang kepleset, ada yang meluncur lagi, hihi. Alhamdulillah aku enggak :3 padahal aku pakai sandal selop crocs warna pink yang sudah melanglang buana kemana-mana (apaan). Kami turun secepatnya supaya bisa mengejar waktu sholat dhuhur.

Sampai di bawah kami langsung leyeh-leyeh di pendopo. Kaki sudah tidak kuat untuk berdiri, untuk sholat saja gemetaran. Kami istirahat cukup lama untuk meneruskan perjalanan pulang. Untung saja kami menyewa bis, kan di jalan tidak capek. Coba kalau kami ke Nglangerannya naik motor, kaki mana bisa kuat untuk pulang.

Sekitar pukul setengah empat sore kami mulai perjalanan pulang. Sempat mampir juga sih di jalan untuk makan bakso. Yah, liburannya memang hanya sehari. Tapi kesannya nggak bisa dilupakan. Sesampainya di Teladan, kami langsung berbenah membawa barang-barang turun. Ketika ada yang bertanya, “ ada yang ketinggalan nggak?” Salah satu dari kami menjawab, “ ada, kenangan.. ” :3

❤ praps

Mendaki Gua Jepang di Plawangan

argh.. ini bukan sesuatu yang disengaja. ceritanya, waktu makrab kemarin, aku sama temen-temenku main ke kaliurang, ke gardu pandang tepatnya. tapi disana kita nggak bisa gayeng. jadi kita pindah tempat deh ke gua jepang ini. gua jepang ini terletak di kaliurang utara sendiri, tapi aku nggak tau alamat tepatnya. setelah parkir yang ternyata mbayar, kita masuk  dan membeli tiket yang mbayar juga (aduh uangkuuu).

aku nanya sama ibu-ibu, gua jepangnya jauh nggak. katanya sekiloan gitu. kalo sekilo itukan artinya panjangnya kaya rumahku ke jalan godean, jadi tak pikir deket aja. tapi melihat jalan terjal dan naik gunung itunya, wah, bakalan jauh ini.

tapi temen-temenku pada mau naik semua, jadilah aku terpaksa ikut. dengan modal kaki dan sakit perutku, aku jalan dibelakang sama temenku yang mau nemenin (makasih trista :D). jalannya jauuuhhh banget, dan perutku semakin menjadi-jadi. kalo misalnya aku setop dijalan, aku takut sendiri dan nggak enak sama temenku. jadi aku terus deh. lagian ada temenku yang pake kruk aja berani jalan terus (ahh, dia semangat sekalee).

Jalannya cukup terjal dan bikin cape...

Jalannya cukup terjal dan bikin cape…

Baca lebih lanjut

Apa Kata Mereka

Rata-rata anak jaman sekarang sudah punya HP. Kata mereka…..

HP Itu untuk apa ?

Diella : Buat ngilangin stress. Bukan ! Bukan ! Bikin sakit hati juga ding
Ayu : Berkomunikasi

Untungnya punya HP itu apa ?

Dian : Buat keamanan. Kalau ada yang diculik, bisa telepon polisi dan kalau ada anjing yang mo nggigit bisa dibandem pakai HP. he…

Kalau ruginya ?

Rizka : Sering gak ada sinyal. Kalau dijual nggak laku
Nuha : Pulsanya. Sering keganggu kalau lagi belajar.

Kalau mau sms kan harus pake pulsa, beli sendiri apa dibelikan ?

Firasti : Beli sendiri. Kadang-kadang dibeliin.

Pertanyaan terakhir, HP yang kamu pegang ini punya siapa ?

Aq: Hehe….. ini tadi pinjam kok, ni baru mo aku kembalikan

Sepanjang Jalan Kenangan, eh, Jalan Malioboro

Seperti biasanya, aku nggak punya kerjaan. Mau ngapa-ngapain males. Tapi kalo disuruh jalan-jalan mah diriku siap grak. Pas aku pulang dari sekolah habis ngambil ijazah, aku diajak temen-temenku ke malioboro. Kalo biasanya aku nolak karena kagak punya uang, kali ini oke oke saja. Aku sedang kaya raya soale..

Dengan naik bis jalur 12 dari skul, diriku, tiwi, mega, nuha, firasti, iput dan ina berangkat. Terus kami turun di titik nol Jogja. Habis itu jalan deh ke mal malioboro. Di sepanjang jalan kenangan ini, eh, jalan malioboro, huuu,, aku ngiler bo’. Pengen beli ini, pengen beli itu. Apa aja pengen dibeli. Tapi untung aku seorang yang tahu mengelola uang (baca: hemat dan pelit) jadi aku bisa menahan hawa nafsu berbelanja ini. Walaupun semangat takkan membeli ini sempat tergoyahkan ketika melihat ada kacamata kaya punyanya abang henry lau (wah jan, persis banget! warna framenya kuning, benar-benar persis, bukan, kembar!) diriku tetap melanjutkan acara jalan-jalan ini.

kacamatanya lucu..

kacamatanya lucu.. aku mau..

Sesampainya di mal, terenyata malnya belum buka. Masih harus nunggu sampe jam sepuluh. Kurang sepuluh menit lagi sih, jadi kami memutuskan untuk turun ke bawah aja dulu, mau ke gramedia. Tapi disebelah gramed ada toko kaset, jadi aku belok masuk ke toko kaset, daripada mlongo di toko buku kepengin beli??!  Di toko kaset ini jual albumnya suju yang sorry sorry n bonamana. Buset, harganya 75.000 rupiah! Nggak di gramed nggak disini aku tetep harus mlongo. Ketika mau keluar aku liat ada dvdnya sunanare!! hwaa mlongo lagi. Aduh bang jeje kenapa kau nampang di covernya sunanare?? Akhirnya aku terbebas juga dari “mlongo” setelah di usir keluar sama penjaga tokonya. Baca lebih lanjut

Perpisahan Kelas 9 SMPN 11

Setelah tiga tahun aku sekolah di smpku tercinta, SMPN 11… akhirnya harus berakhir juga. Pada hari kamis tanggal 16 Juni 2011, SMPN 11 mengadakan acara perpisahan sekaligus penyerahan hadiah kepada siswa yang berprestasi. Huhuhu, nggak kerasa dah lulus diriku.

Acara perpisahan ini mengundang orang tua murid yang berprestasi. Sayang nggak semua. Eh, tapi tumben lho sekolahku ngadain acara beginian pakai tenda segala. Pakai panggung lagi. Hebat! Lagi banyak duit kali ya..

Karena aku datengnya telat, aku nggak tau acara pembukaannya dibuka oleh siapa, sambutannya oleh siapa, apa aja pengumumannya. Aku datang waktu pak kepsek lagi pidato. Itu aja pidatonya tinggal separo. Karena aku datangnya telat aku susah nyari tempat duduk yang deket temen-temenku. Jadinya aku duduk di depan. Untung ada barengannya.

Menurut undangannya acara pertama adalah pelepasan siswa kelas sembilan secara simbolik, jadi diwakili. Setelah itu pembagian hadiah kepada siswa berprestasi, lalu pentas seni. Habis pak kepsek pidato, diteruskan pidatonya perwakilan orang tua siswa. Terus pembacaan ikrar oleh perwakilan siswa. Habis itu acara pembagian hadiah. Yey!

Acara pembagian hadiah ini meliputi lima besar siswa dengan nem tertinggi (sesekolah bukan seDIY lho), lalu siswa dengan nilai tertinggi di mata pelajaran tertentu. Terus juara kelas. Untuk lima besar siswa dengan nem tertinggi, diraih oleh temenku : Alfi Krido sebagai nomor lima; lalu Wahyu Herdian nomor empat; lalu Aza Ayu nomor tiga; lalu Nugrainna Malinda, DIRIKU!! Hoho.. nomor dua; terakhir Diela Zuhdiyani nomor satu. Tapi sebenernya yang nomor satu itu harusnya ada dua, Diella sama aku, soalnya nem kami sama. Tapi karena Diella huruf depan namanya d sedang aku n jadi yang juara satu diella. Besok kapan-kapan aku mau mbuat bancaan, aku mau ganti nama jadi alninna aja, biar ntar diduluin :P. Bagi lima besar pada dikasih amplop. Ada isinya, isinya uang, uang sebesar,, adadeh.

 

siswa dengan nem tertinggi

siswa dengan nem tertinggi

Baca lebih lanjut

Pohon Waru yang Indah

Beberapa waktu lalu temanku kumpul di rumah. Setelah bosan tidak tahu mau mengerjakan kegiatan apa-apa di rumah, terpikir untuk berjalan-jalan di sekitar perumahan.

Tempat yang dituju adalah lokasi mata air yang terletak rel kereta api. Ternyata mata air ini sekarang sudah tidak keluar lagi airnya. Jadi kami hanya bermain-main saja di sungai dekat lokasi mata air itu. Kebetulan sungainya masih memiliki air yang cukup jernih dan tidak kotor.

Di situ ternyata ada satu pohon yang tumbuh dan memiliki batang yang miring sehingga condong di atas sungai. Pohon itu adalah pohon waru dengan daun yang cukup lebat dan mengeluarkan bunga berwarna coklat. Batang pohon yang miring dan rebah di atas sungai itu ternyata cukup mudah untuk kami panjat.

Jadi deh… kami dapat lokasi shooting foto-foto ramai-ramai…

Ini lho pohon waru yang di atas sungai dekat rumahku.

Ini lho pohon waru yang di atas sungai dekat rumahku.

Baca lebih lanjut

perjalanan dari tampin ampe rumah tiwi.. ampun dah!

hari sabtu kemaren, tepatnya tanggal 18 desember 2010, aku pergi ke taman pintar (tampin) mau liat temen-temenku pentas nari, acara apaaa gitu. dengan dianter ma ibuk, diturunin di pintu gerbang, eh, langsung ditinggal..

daripada manyun di gerbang melihat ibu pergi pulang tanpa meninggalkan uang sangu (hehe) aku masuk aja, gag bayar kok (promosi.com). dari pintu gerbang, udah keliatan panggungnya, jadi gag perlu nyari. sampe sana, aku liat nofal, aziz, rino, gita, dan yang lain sedang merenungi nasib (ngobrol ding).

“yang nari pada dimana?” aku tanya ma mereka.

“tuh ada di belakang panggung. kamu baru dateng? narinya dah slese lho..” kata mereka.

ya ampun.. narinya dah selese! T.T.. tobat aku.. udah tak bela2in dateng lho, ealah gag bisa liat yang pada nari. padahal setiap latihan tak liatin, tak tungguin, tak komentarin (yang tdk bermutu), waktu pentasnya malah nggak liat..

“kalian kenapa dah selese nari ha??!! aku gag liat tau!!” aku teriak sambil marah-marah ma yang pada nari.

“wooo.. telat kamu nin.. barusan aja aku turun panggung” jawab tiwi, salah satu dari mereka.

“ahay,, nggak liat ya? kasian kasian kasian..”

alhasil jadilah aku hanya nungguin mereka ganti baju, menghapus mek’ap, dan pulang! jahatnya.. masak langsung pada pulang.

“yodah, kita jalan-jalan dulu aja. sekalian foto-foto. kamu bawa kamera to nin?? kita foto-foto di monumen satu maret yok!!” kata anggra.

“jalan-jalan? ni dah jam 5 mbak yu..” kataku.

“ya gak papa. sekalian malem mingguan aja ya. jarang kan kita jalan bareng?!” kata ina.

“malem mingguan? woke.. tapi pulang jam berapa dan naik apa? gada yang bawa motorkan??” tanyaku.

“gag ah, aku mesthi gag boleh malem mingguan ma ibuku. pulang-pulang aku digebuki nanti” kata tiwi bersepak bola (baca : hiperbola).

yasudah.. gag jadi malem mingguan deh. sedang yang lain pada pulang naek mobilnya icha ataopun mobilnya bu diah (guru narinya) ataopun nunggu jemputan, aku, tiwi, anggra, dan ina memutuskan untuk pulang jalan kaki sambil foto-foto (hehe). rencananya, ina akan menunggu jemputan di rumah anggra dan aku akan menunggu jemputan di rumah tiwi. dan rumah mereka berdua sejalan, jadi bisa pulang jalan kaki bareng.

Baca lebih lanjut